Entah kenapa tiba-tiba teringat
aku teringat peristiwa sewaktu dulu masih mencari sesuap nasi di bumi
Kalimantan. Mungkin cuma secuil daerah Kalimantan yang aku jelajahi. Alam
Kalimantan dengan pesona hutannya yang mulai di rusak atas nama ekonomi.
Perjalananku
dimulai dari bandara Sepinggan, Balikpapan. Dari bandara dilanjutkan dengan
mobil carteran menuju Samarinda menempuh waktu kurang lebih 2jam. Lucunya si
sopir membelokkan ke sebuah tempat yang belakangan baru aku ketahui adalah
sebuah lokalisasi. Tempat itu ada beberapa rumah-rumah dan warung-warung. Parah
! baru sejam menginjakkan kaki di Kalimantan sudah di dibawa ke lokalisasi.
Awalnya aku binggung kenapa aku dibawa kesini. Ternyata, si sopir sedang
menagih fee pada beberapa orang disana. Aroma minuman keras dan hinggar bingar musik
dangdut memenuhi beberapa warung-warung disitu.
Aku
hanya bisa termenung sesaat. Mencoba menganalisa tempat itu. Wajah-wajah
perempuan bermake up tebal dengan pakaian minim menjadi pemandangan disetiap
sudut tempat itu. Hari masih siang. Ada beberapa perempuan duduk-duduk dengan
santai diatas dipan. Aku diam saja. Mencoba bersikap tenang, lagi pula aku
tidak melakukan apa-apa jadi apa peduliku. Niatku ke Kalimantan hanya ingin
mencari pekerjaan dan tidak akan memulainya dengan hal-hal diluar itu.
Sekilas
aku perhatikan wajah-wajah perempuan itu berasal dari daerah Jawa. Mungkin itu
tebakanku, melihat dari warna kulit dan wajahnya. Umurnya kisaran antara 18
sampai 30 an. Dari beberapa celetukan dari mereka, aku perkirakan dari daerah
Jawa Timur,meskipun ada juga logat daerah Jawa Tengah. Dialek Sunda pun aku
sepintas mendengarnya,meskipun ada beberapa daerah Sumatera juga.
Setengah
jam, waktu kami berhenti disini. Si sopir sudah menyelesaikan urusannya menagih
beberapa orang. Kami pun segera bergegas kembali melanjutkan perjalanan.
Perjalanan yang lumayan lama, aku mencoba mengorek keterangan tentang tempat
itu tadi. Dari penjelasan si sopir ternyata tepat dugaanku bahwa sebagian
penghuni lokalisasi itu berasal dari Jatim. Menurut penjelasannya, aku jadi
mengerti sebenarnya mereka ke Kalimantan untuk mencari pekerjaan. Beragam
cerita akhirnya mereka terjerumus di lokalisasi. Aku kembali termenung, begitu
beratkah hidup disini? Sementara aku mulai mencari penghidupan disini dan
mungkin saja akan berakhir pada seperti mereka….mungkin saja, tapi untungnya tidak.
Samarinda, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar