Aku
membencimu,sungguh membencimu. Kau telah melukai hati dengan begitu dalam.
Lukanya terus menganga . Mungkin luka ini sudah mulai membusuk ,bernanah. Mulai
bersatu dalam aliran darah. Bahkan setiap helaan napas terasa rasa itu
didalamnya.
Aku
telah berjanji akan memelihara luka ini,agar aku ingat apa yang telah engkau
lakukan. Agar aku tak terjebak seperti apa yang kau lakukan. Aku tak ingin
membuat korban seperti kau lakukan.
Tapi
kini kau telah terbujur kaku dalam liang yang telah kau persiapkan. Cih..
sebuah makam megah, tapi aku tak yakin kau bakal menikmatinya.
Dikuburan ini aku menjadi bimbang. Kebencianmu meluap
bagai lahar yang siap dimuntahkan. Tapi untuk apa? Tapi untuk siapa? Kebencian
yang kutanam tak tahu lagi apakah layak untuk memanennya. Dikuburanmu aku
terpaku, bergetar seluruh tubuhku. Aku tak tahu lagi apa yang kurasakan. Aku
ingin berdoa untukku,untuk korbanmu,dan untukmu. Tapi entah knapa aku tak
mampu,aku tak bisa.
Kini
aku dan kebencianku akankah berdamai? Biarlah sang waktu yang akan menjawabnya….