Selasa, 22 November 2011

Aku membencimu



                Aku membencimu,sungguh membencimu. Kau telah melukai hati dengan begitu dalam. Lukanya terus menganga . Mungkin luka ini sudah mulai membusuk ,bernanah. Mulai bersatu dalam aliran darah. Bahkan setiap helaan napas terasa rasa itu didalamnya.
                Aku telah berjanji akan memelihara luka ini,agar aku ingat apa yang telah engkau lakukan. Agar aku tak terjebak seperti apa yang kau lakukan. Aku tak ingin membuat korban seperti kau lakukan.
                Tapi kini kau telah terbujur kaku dalam liang yang telah kau persiapkan. Cih.. sebuah makam megah, tapi aku tak yakin kau bakal menikmatinya.
                Dikuburan  ini aku menjadi bimbang. Kebencianmu meluap bagai lahar yang siap dimuntahkan. Tapi untuk apa? Tapi untuk siapa? Kebencian yang kutanam tak tahu lagi apakah layak untuk memanennya. Dikuburanmu aku terpaku, bergetar seluruh tubuhku. Aku tak tahu lagi apa yang kurasakan. Aku ingin berdoa untukku,untuk korbanmu,dan untukmu. Tapi entah knapa aku tak mampu,aku tak bisa.
                Kini aku dan kebencianku akankah berdamai? Biarlah sang waktu yang akan menjawabnya….














Solo 2011