Sabtu, 10 Maret 2012

Rindu atau bodoh



Kenapa kau masih bertahan dengan kerinduan ini?

Entahlah, aku hanya ingin. Itu saja alasanku

Terakhir aku ingat namamu tidak ada dalam kerinduan mereka, kenapa kau masih memelihara rindu ini? Bukankah itu sia-sia?

Sia-sia? Tidak! Karena  aku mencoba mempertahankan setiap kenangan

Untuk apa memelihara kenangan? Kau tidak hidup di masa lalu. Waktu terus bergerak, dia tidak diam.

Karena aku manusia, butuh sesuatu untuk di kenang. Secepat apapun waktu bergerak, rasa itu tetap ada. Atau setidak-tidaknya pernah ada dan tertulis dalam buku sejarahku

Lalu apa yang kau lakukan dengan rasa itu?

Biarkan saja. Biarkan tetap ada sampai aku puas

Dasar bodoh!

Hehehe…Kau bilang aku bodoh? Ini bukan kebodohan, ini hanya caraku untuk menegaskan keberadaanku. Setidaknya aku pernah mewarnai salah satu sudut kehidupan, meskipun aku ditinggalkan

Hahaha…kau semakin terlihat bodoh! Mengenang orang yang meninggalkanmu. Mendepakmu, menendangmu. Itu sakit tahu? Atau jangan-jangan kau sudah tak waras dan menikmati rasa sakit itu?

Mungkin kau benar. Aku biarkan rasa ini tetap ada, tapi tahukah kau? Waktu akan menggerus makna rasa ini. Mungkin dulu serupa api yang menyala,perlahan tapi pasti ia akan meredup. Yang tersisa hanya seonggok arang. Aku hanya ingin menikmati nyala itu, sekedar menghangatkan hati. Apa itu tidak boleh?

Terserahlah apa katamu. Luka kalau kau biarkan akan membesar, menyerang sisi lain yang sehat. Ia akan membusuk dan akhirnya menghancurkan semuanya. Mati.

Siapa yang bilang luka? Kita bicara rindu, bukan luka

Sama saja kan? Rindu yang tak bersambut  akan meninggalkan luka

Tapi yang aku pelihara adalah sisi rindu, bukan lukanya. Rindu itu pertanda aku masih sah sebagai manusia. Masih punya hati. Bukan tembok atau batu

Ah terserahlah. Dasar bodoh !!

Hahaha………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar