Minggu, 11 Maret 2012

Diantara


Apa yang kau dapat saat hadir diantara mereka ?

Luka. Melukai dan terluka juga.

Terus ?  Sudah tahu itu melukai dan terluka kenapa kau nekad ada diantara mereka ?

Entahlah. Aku juga tidak tahu. Mungkin, aku hadir ditempat dan waktu yang salah.

Kau sudah tahu itu salah, tapi kenapa kau teruskan ?

Aku tak tahu. Sungguh. Tiba-tiba saja terjadi, mengalir begitu saja.

Bah!! Alasan apa itu ? Kau pasti tahu akhir dari semua perbuatanmu kan ?

Iya aku tahu. Tapi…..entahlah, aku juga bingung. Aku hanya menawarkan hal yang dia butuhkan. Hanya itu awalnya.

Bukankah kau bisa menjaga jarak dan tidak terlarut lebih dalam ?

Hai !! Ini masalah hati! Tidak bisa semuanya di ukur dengan logika. Ia hadir begitu saja, tanpa pernah bisa dicegah.

Bodoh !! Semuanya bisa di cegah ! Rasa itu bukan masalah hati tapi juga logika. Tuhan memberi kita hati dan pikiran. Kau tahu gunanya? Keseimbangan! Logika tanpa hati, itu ibarat besi. Keras dan tanpa kompromi. Sedang hati tanpa logika ibarat air, mengalir kemana-mana.

Tapi………. Aku tak bisa mencegahnya. Ia hadir begitu saja. Apakah aku salah mengulurkan tangan saat ia tenggelam dalam kebimbangan ?

Aku tahu niat awalmu itu baik. Tapi seharusnya setelah kau mengulurkan tangan, kau biarkan dia menggenggam tangan yang lebih berhak. Jangan kau terlena dan membiarkanka dia terus menggenggam tanganmu. Dan itu salah !

Aku tahu itu salah……..tapi aku juga membutuhkan genggaman tangan.

Kau tahu apa hasil perbuatanmu ? Ada tiga hati yang terluka. Dia,kau, dan pasangannya. Apa itu yang jadi keinginanmu?

Tidak ! Aku tidak ingin melukainya. Sungguh. Aku ingin menjaga hatinya meskipun tahu akulah yang terlukai. Aku rela.

Terus? Apa untungnya kau terluka demi menjaga hati orang yang tak bisa dimiliki ?

Ini bukan masalah untung rugi. Ini bukan dagang. Tak ada kata untung dan rugi saat kau menjaga sebuah hati.

Seharusnya kau bisa berpikir jernih. Bersihkan pikiran dan hatimu. Tugasmu hanya membantu menjaga hatinya. Mengguatkannya. Membiarkan dia berdiri kokoh. Setelah itu biarkan ia memilihnya sendiri. Tapi, kenyataannya yang kau lakukan lebih dari itu. Kau membimbingnya tapi secara bersamaan kau torehkan belati ke dirinya. Itu yang kau mau ?

Bukan seperti itu yang kumau. Aku tak ingin melukainya…………..

Biarkan dia berdiri sendiri ! Relakan ! Dan tugasmu selesai sampai disini.

…………………………………………..

1 komentar: