Rabu, 01 Februari 2012

Kisahku


                Menengok kembali ke masa lalu kadang merupakan hal yang bijaksana. Tetapi yang tidak bijaksana adalah terus  terpaku pada masa lalu. Hidup tidak berjalan mundur, dia bergerak maju. Mau tidak mau, suka tidak suka, dia akan terus berjalan.
                Mungkin tidak ada salahnya mengingat masa lalu. Masa yang mungkin tidak pernah akan terulang. Meskipun kejadiannya terulang tapi tidak akan sama. Ada beda kondisi, beda waktu, dan mungkin juga beda akan persepsinya.
                Mengingat masa laluku, mungkin bukan hal yang menarik untuk diceritakan. Tapi ini sekedar catatan sebagai pengingat bahwa apa yang pernah kulakukan dan kulalui sebagai pembelajaran hidup. Syukur-syukur menjadi lebih bijaksana.
                Sewaktu masih SMA, ada momen yang merubah sudut pandangku terhadap penguasa. Dari situlah awal persepsiku memandang hidup. Jaman orba, tak perlu diceritakan apa yang terjadi. Semua pasti paham.
                Jaman kuliah beberapa peristiwa menjadi cukup menarik. Pergolakan mahasiswa, perubahan rezim, dan masuknya pengaruh NII. Pergaulan dengan paham-paham kebebasan, ideology kiri, aliran, agama garis keras, membuat hal-hal menjadi menarik. Meskipun aku bebas menentukan aliranku sendiri.
                Petualang menarik juga ketika berpindah-pindah pekerjaan. Dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Dari kota ke kota lain. Dan dengan bangga aku berpredikat buruh. Aku mengerti posisi yang selama kuliah cuma  tahap wacana, dan sekarang sudah mengalaminya. Sungguh hal yang berbeda.
                Berawal dari keisengan, kini aku menjadi abdi Negara. Kini aku mengerti apa yang selama ini menjadi gelap. Cuma kulit luar yang terlihat saat posisimu diluar system. Njlimet dan ada lingkaran- lingkaran yang saling berkaitan.
               Sedikit mengerti tentang politik, mengerti sedikit tentang buruh, mengerti sedikit tentang pengusaha, tentang abdi Negara, tentang logika, dan tentang mistik . Sedikit mengerti karena pernah mengalami. Sedikit mengerti agar pikiran menjadi luwes.  Sedikit mengerti agar bisa lebih bijaksana.
                Biarlah masa lalu itu ada. Meski ada tangis, ada tawa, ada duka, ada suka, ada amarah, ada kecewa, dan ada rasa lainnya. Tapi itu tetap masa lalu. Masa yang akan terus melekat dalam sebuah cerita hidup. Semoga bisa menjadi lebih bijaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar