Sabtu, 24 September 2011

ROKOK TERAKHIR

Mungkin ini adalah rokok terakhir  yang aku hisap. Aku ingin menikmati. Biarlah asapnya memenuhi paru-paruku, biarlah semua nikotinnya masuk kedalam tubuhku. Kau tahu, saat aku hembuskan asap rokok ini maka terasa semua beban itu melayang meninggalkanku. Kata orang rokok itu adalah paku dari peti matimu…Bah !! Apaan itu, aku tak perduli.
“Maaf, ini sudah saatnya” sesosok lelaki membawaku menyusuri lorong gelap. Jam sudah menunjukkan dua pagi. Angin terasa sangat dingin. Sunyi dan sangat mencekam. Hatiku terasa sangat gelisah. Detak jantungku terasa tak beraturan. Aku mencoba untuk tenang. Pasrah akan semua keadaan.

Disinilah  semuanya akan berakhir. Akhir sebuah cerita seorang perempuan. Cerita tentang perempuan yang mencoba melawan ketidakadilan hidup. Saat ia melawan ketika siksa sudah melebihi katahanannya. Dan batin sudah memberontak maka amarah menjadi penguasanya. Malam itu ia bersama sebuah kapak mencoba mengakhiri sebuah cerita duka. Pekik tertahan kemudian diam. Lima tubuh membujur kaku. Satu pria, satu wanita dan tiga orang anak menjelang remaja.

Asap rokok sedari tadi ia tahan,dengan perlahan ia hembuskan. Asap tipis membumbung tinggi menembus dinginnya pagi. Ia mencoba tersenyum. Ia tak tahu lagi apa makna senyumannya, apakah ini senyum kemenangan atau kepedihan. Semuanya akan berakhir pagi ini. Palu hakim telah memutuskannya. Ia akan dieksekusi pagi ini.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar